Menjadi Diri Sendiri
JADI
DIRI SENDIRI ITU, SEBENARNYA GIMANA SICH???
Dalam hidup ada yang seharusnya dilakukan, dan ada yang tidak seharusnya
dilakukan. Dalam hidup ada yang harus dikatakan dan ada yang harus
disembunyikan. Setiap pribadi kita memiliki sifat, persepsi, cara pikir, dan
cara pandang yang berbeda- beda dengan orang lain. Sungguh Maha Besar Allah SWT
atas apa yang telah Ia ciptakan. Dalam cara manusia berpikir maupun bertindak
ada yang disenangi dan ada yang tidak disenangi oleh manusia lain, hal itu
merupakan hal yang wajar yang terjadi dilingkungan keluarga dan masyarakat
karena kita memiliki perbedaan perkembangan otak sehingga pendapat dan cara
berpikir terjadi berbeda- beda pula.
Dalam merealisasikan tindakan tidak seharusnya kita mengendalikan orang
dengan sifat, ataupun mengendalikan orang lain semau kita. Ada suatu sifat yang
melekat dengan diri kita yang sering membuat kita disenangi dan dibenci orang
lain itu dinamakan dengan sifat pribadi. Banyak kita dengar jadi diri sendiri
itu lebih baik dari pada mencontek sifat orang lain dan dibawakan kepada diri
kita, itu memang benar adanya, dan saya pun sepaham dengan adanya argumen
tersebut. Tapi akankah anda mempertahankan
tetap jadi diri sendiri ketika seseorang atau masyarakat tertentu tidak
menerima sifat maupun tindakan pribadi anda????? Jadi diri sendiri itu
sangat bagus, baik, bahkan itu lah manusia yang seutuhnya jika seorang manusia
itu jadi dirinya sendiri. Tapi yang seharusnya dilakukan ketika kita
mempertahankan jadi diri sendiri itu adalah sifat yang seharusnya dapat
diterima orang lain dan tidak merugikan diri kita sendiri. Tapi apa yang akan anda lakukan ketika sebagian teman- teman, orang tua
atau masyarakat tidak menyukai sifat yang ada pada diri anda?? Karena jadi
diri sendiri itu adalah cara bersikap dan cara mengeluarkan atau
mengaplikasikan apa yang dipikirkannya kedunia ini dengan baik.
Saya akan menjelaskan sedikit contoh dari peristiwa yang terjadi
dikehidupan saya tentang persepsi seseorang tentang jadi diri sendiri. Saya dan
3 orang teman saya merupakan mahasiswi yang sedang melakukan praktek lapangan
yang merupakan salah satu mata kuliah yang harus saya selesaikan untuk mencapai
Strata 1. Kegiatan bulan pertama praktek lapangan, saya rasa semuanya baik-
baik saja, baik itu sifat, cara pikir, program kerja yang kami realisasikan
disekolah itu diterima dengan benar. Sehingga suatu siang pada suatu hari
terjadi hal yang tidak diinginkan dengan seorang teman saya. Dia menjadi buah
bibir beberapa orang guru disekolah tempat saya PL, yang mendengar isi dari
buah bibir ini adalah teman I saya, yang menjadi bahan pembicaraannya adalah
teman II saya. Kemudian teman yang I ini mengatakan ke teman saya yang II ini
dengan intonasi dan cara ngomong yang membikin teman yang II kaget dan merasa
ditekan. Dan saya menanggapi keluhan teman saya ini dengan biasa saja, karena
menurut saya kita di dunia baru, dengan aturan yang baru, dengan kaedah- kaedah
kehidupan yang baru ya wajar saja ketika di komentari orang lain. Tapi lain
halnya dengan teman saya II, dia tidak bisa terima kalau dia menjadi buah bibir
para guru yang ada disekolah itu. Teman saya yang II ini dibilang oleh para
guru centil, songong dan anaknya
terlalu bergaya model kalau kesekolah. Dan saya merasa teman saya yang II ini
memang seperti itu adanya. Akibat dari teman saya yang I mengatakan isi buah
bibir itu ke teman saya yang II dengan tidak baik, dan intonasi yang keras maka
dia menangis dan curhat keteman saya yang ke III yang saat itu ngak hadir
kesekolah. akibatnya masalah ini besar dihari itu.
Teman saya yang I berharap teman saya yang II ini berubah style karena kita berada ditempat yang
formal dan diarea anak- anak yang bakalan mengomentari dan memandang kita dari
ujung kaki sampai kepala. Itu memang benar adanya, dan harus seperti itu, kita
sebagai calon guru adalah seseorang yang akan diguguh atau ditiru, jadi segala
aspek yang ada pada diri kita pasti diperhatikan. Akibat teman yang II curhat
ke teman yang III, teman yang III tidak menanggapi dengan benar, dia bilang
teman saya yang I dianggap menggurui dan dianggap menekan teman saya yang II.
Dan saya mulai bingung kenapa jadinya sperti itu. Dan akhirnya, pada hari
berikutnya teman saya yang III beradu pendapat masalah sifat teman saya yang
II. Teman saya yang III ngomong kalo teman saya yang II itu harus jadi dirinya
sendiri bagaimanapun caranya, biarkan saja dia seperti itu, tidak usah
diperdulikan penilaian orang lain terhadapa kita, ngak ada yang seharusnya
diperbaiki dari sifat dia yang seperti itu. Disinilah, pada saat argument seperti
inilah saya mulai tidak setuju dengan teman saya yang III, kita tidak punya hak
melawan orang yang tidak suka dengan kita, dan sekali lagi saya tekan kan bahwa
jadi diri sendiri itu bukan seperti teman saya yang III bilang, itu adalah
argument yang salah. Jadi diri sendiri itu adalah bagaimana kita
memperlihatkan, memberi tindakan atas apa yang kita pikirkan dengan baik yang
tidak menimbulkan kontra disekeliling kita, sehingga opini, persepsi, dan
apresiasi kita terhadap sesuatu hal dapat diterima dengan baik. Pada saat kita
dibutuhkan jadi leader diantara teman- teman kita, kita bisa dengan cara kita
memutuskan suatu solusi untuk suatu masalah dengan bijak, ketika kita meng-iyakan
suatu solusi dengan pertimbangan akal, logika bagaimana baik buruknya dan sebab
akibatnya kita harus mempertahankan itu, disinilah terlihat jadi diri sendiri
yang sebenarnya, lain halnya kalau seseorang tetap kukuh dengan sifat yang
ditolak orang lain, itu bukan mempertahankan jadi dirinya. Tapi mempertahankan
keegoisannya.
Jadi diri sendiri sebenarnya
adalah cara kita bertindak, tapi ingat bukan tindakan yang negatif tapi
tindakan positif, orang yang mempunyai kepribadian jadi diri sendiri itu bisa
di kritik demi perbaikan sifat yang akan dia tunjukan. Ketika seseorang
merasa sifat centil itu menjadi dirinya sendiri itu tidak apa- apa, boleh saja
bahkan itu suatu hal yang menarik ketika dia dengan lawan jenisnya tapi tidak
dilingkungan sekolah. Jadi tempatkanlah
suatu sikap pada kondisi dan keadaan yang seharusnya. Kalau disekolah
berarti dengan dunia yang banyak aturan dan formal, ketika dipantai, yah
menurut saya jadi orang yang asyik dan menyenangkan donk, begitupun dirumah
jadi anak yang sederhana dan sebagaimana mestinya, dan ingat ketika kita
berusaha menyesuaikan sifat dan tindakan kita terhadap kondisi tertentu jangan
pernah merasa dibebani dan jangan pernah bohongi diri, boleh komplen terhadap
sifat kita yang tidak disukai oleh orang lain, tapi caranya harus dengan cara yang
benar. Pelajarilah bagaimana sifat dan tindakan yang benar dan salah pada suatu
kondisi dan keadaan tertentu sehingga anda akan disenangi orang banyak, dan
kondisi pun akan mengikuti pola pikir anda. Semoga jadi orang sukses !!!!
Sumber : http://www.dealerindovision.com/2012/04/tips-menjadi-diri-sendiri.html
0 komentar:
Posting Komentar