Manfaat makan Tempe


Siapa yang tidak tahu tempe ? Jangan rendah diri kalau kita setiap hari menyajikan tempe. Banyak penelitian mutakhir menyimpulkan kedelai dan tempe kaya akan zat pelawan penuaan sel, stroke, serangan jantung hingga kanker. Tak heran jika di Barat orang dihimbau agar lebih banyak makan tempe maupun kedelai. Nah, mengapa kita disini justru makin meninggalkannya ?
Kandungan nutrisi yang terdapat di dalam tempe sangatlah tinggi. Tempe dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan asam amino, seperti tryptophan, threonin, isolusin, valin, dan histidin. Tempe juga mengandung vitamin B12 yang dihasilkan dari aktivitas mikroba dalam proses fermentasi.
Jika kita mengonsumsi tempe setiap hari, hal itu dapat memenuhi 62% protein yang dibutuhkan oleh tubuh, 35% riboflavin, 34% magnesium, 108% mangan, dan 46% tembaga. Selain itu, tempe hanya mengandung 3,7 gram lemak jenuh dan kurang dari 329 kilo kalori.
Kandungan nilai gizi tempe jauh lebih baik dibandingkan kedelai biasa. Kandungan asam amino bebasnya lebih tinggi 24 kali lipat. Nilai serat, vitamin B kompleks, efisiensi protein, dan nilai asam lemak bebasnya juga lebih baik. Itulah yang menyebabkan tempe berperan sebagai sumber protein sempurna bagi penderita diabetes. Kandungan tinggi seratnya berfungsi mengendalikan kadar gula darah dan mencegah diare pada anak kecil.
Kadar zat besinya yang tinggi, yaitu 4 mg/100 gram, menyebabkan tempe dapat mengatasi masalah anemia. Proses fermentasi dalam pembuatan tempe akan mengaktifkan enzim fitase sehingga dapat meningkatkan adsorpsi besi di dalam darah.
Keunggulan yang dikandung dalam tempe adalah sebagai berikut:
• Sumber antioksidan yang mengandung isoflavon aglikon sebagai pencegah kanker.
• Sumber antibiotik, zat antibakteri yang memperkecil peluang infeksi.
• Hipokolesterolemik, menurunkan lipid atau lemak dalam darah.
• Sumber vitamin B.
• Mengandung vitamin B12. Vitamin tersebut umumnya terdapat dalam produk hewani tapi tidak dijumpai pada makanan nabati, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.
• Mengandung delapan macam asam amino esensial dan asam lemak tidak jenuh.
• Mengandung serat tinggi.
• Mudah dicerna oleh semua kelompok umur, dari bayi sampai usia lanjut.
• Pengolahan kedelai menjadi tempe menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yang memicu timbulnya gejala flatulensi.

0 komentar:

Posting Komentar