Kenapa Orang Korupsi ??



KALAU Anda bertanya, kenapa orang melakukan korupsi? Tentu, kemungkinannya sangat banyak. namun karena artikel ini merupakan artikel psikologi, maka uraiannya dibatasi pada aspek-aspek psikologi saja.
Korupsi tetap merajalela
Walaupun ada KPK, namun korupsi justru semakin merajalela. Hampir tiap hari, bahkan mungkin tiap detik, tterjadi korupsi di negara kita. Mulai dari korupsi kecil-kecilan hingga korupsi besar-besaran. Celakanya, korupsi tidak pandang bulu. Korupsi bisa dilakukan siapa saja. Apapun pendidikannya.Apapun jabatannya.Apapun status sosialnya.Apapun agamanya.

Semua orang punya potensi untuk melakukan korupsi
Dari sudut psikologi, semua orang punya potensi untuk berperilaku positif maupun negatif. Berpotensi tidak melakukan korupsi ataupun melakukan korupsi.
Teori psikologi lingkungan
Berdasarkan hasil survei, teori lingkungan mengatakan bahwa pengaruh lingkungan lebih mempengaruhi pribadi seseorang dibandingkan faktor keturunan. Artinya, walaupun kedua orang tuanya berperilaku baik, namun bisa saja anaknya berperilaku tidak baik akibat pengaruh lingkungan yang buruk.
Manusia punya keinginan dan kebutuhan
Semua manusia pasti punya keinginan dan kebutuhan. Keinginan adalah suatu hal yang lebih rendah tingkatannya dibandingkan kebutuhan. Orang yang ingin minum dan butuh minum tentu berbeda. Minum adalah sebuah kebutuhan. Namun ingin minum kopi, ingin minum teh, ingin minum susu adalah sebuah keinginan. Sebuah keinginan bisa digantikan sedangkan sebuah kebutuhan tidak bisa digantikan.
Manusia rasional dan manusia emosional
Perilaku rasional bisa berarti rasional-positif maupun rasional-negatif. Demikian pula perilaku emosional. Ada perilaku emosional-positif dan emosional-negatif.
Persepsi yang keliru.
Di jaman sekarang ini, banyak orang ingin kaya. Sebab ada anggapan bahwa orang kaya adalah orang yang sukses. Kekayaan dijadikan ukuran sukses. Itulah sebabnya orang berlomba-lomba mencari kekayaan dengan segala cara, baik cara positif maupun cara negatif.
Cara berpikir mempengaruhi tindakan
Cara berpikir muncul akibat lingkungan seseorang. Itulah yang mempengaruhi cara berpikir seseorang. Namun keputusan ditentukan oleh manusia sendiri. Seseorang yang punya peluang korupsi atau lingkungannya orang-orang korupsi, tentu akan terpengaruh untuk melakukan korupsi. Ini sesuai dengan teori lingkungan.
Emosional lebih kuat daripada rasionalitas
karena pengaruh lingkungan yang memungkinkan korupsi, maka emosionalnya menjadi lebih kuat daripada rasionalitasnya. cara berpikirnyapun pendek. Yang penting korupsi dulu sebanyak-banyaknya. Toh, hukumannya tidak berat. Tidak ada hukuman mati. Toh hukum di Indonesia bisa dibeli. Para penegak hukum bisa dibeli. cara berpikirnya menjadi spekulatif.
Berdasarkan semua teori di atas, maka orangpun sangat mudah mengambil keputusan untuk melakukan korupsi. Yang penting korupsi dulu. Urusan belakang. Bisa diatur nanti.
Kesimpulan
1.Jadi, dari sudut psikologi, orang melakukan korupsi karena tidak mampunya kemampuan mengendalikan rasio dan emosi secara positif. Yang penting memanfaatkan kesempatan korupsi yang terbuka lebar. Apalagi ada kemauan dan kemampuan untuk melakukan korupsi. maka faktor kesempatan,kemauan dan kemampuan korupsi didukung lemahnya pengendalian rasio dan emosi secara positif, maka terjadilah korupsi itu.
2.Orang yang mempunyai kemampuan mengendalikan rasio dan emosinya secara positif, walaupun ada kesempatan korupsi, namun rasio dan emosi yang positif akan menutup kemauan dan kemampuan untuk korupsi sehingga dalam posisi potensi saja.

0 komentar:

Posting Komentar